Polemik Perenovasian Beberapa Gedung di Universitas Trunojoyo Madura
Akhbar UTM-Bangkalan, seluruh mahasiswa dan pimpinan
Fakultas Universitas Trunojoyo Madura mendapatkan surat edaran resmi dari
Rektor bahwasanya akan diadakan perenovasian gedung Pascasarjana, GSC, dan
Cakra. Renovasi tersebut dilakukan untuk memperbaiki fasilitas seluruh sivitas
akademika Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Rencana perenovasian gedung tersebut dimulai
dari bulan September sampai dengan Desember 2019. Pasalnya rencana perenovasian
sekaligus 3 gedung tersebut sangat menghawatirkan bagi seluruh mahasiswa
Universitas Trunojoyo Madura, dikarenakan pada bulan-bulan tersebut banyak
kegiatan atau acara besar yang akan diadakan. Dan gedung-gedung yang biasanya
dipakai untuk acara atau kegiatan tersebut adalah Pascasarjana, GSC, dan Cakra
alias gedung yang akan direnovasi tersebut.
“Renovasi mengenai gedung ini sedikit tidak
tepat waktunya, mengingat banyaknya kegiatan atau event besar ormawa di bulan September-Desember. Lalu
perenovasian gedung Cakra, GSC dan Pascasarjana di bulan tersebut sangatlah menjadi
problematika atas kelancaran acara seperti halnya TRIF, Pesta Milad (ES),
Hafara (HBS). Mengingat dari beberapa event tersebut di letakkan di salah satu
gedung yang ingin di renovasi. Dan keluhan ini juga dirasakan oleh ormawa dari
Fakultas lain”. Ujar Zaini selaku Ketua DPM FKIS 2019.
“Dan Alhamdulillah tadi teman-teman dari BEM
FKIS sendiri langsung menindak lanjuti problematika tersebut dengan cara
memboking gedung Rektorat lantai 10 buat jaga-jaga semisal hal tersebut memang
benar-benar terjadi” tambahnya.
Mukarom Al Mushof selaku Wakil Ketua Himahisya
mengungkapkan hal yang lain “Menurut saya renovasi beberapa gedung di UTM ini
sangat positif karena dengan renovasi gedung bisa menunjang kenyamanan proses
belajar mahasiswa, tetapi yang mungkin disayang terkait hal ini adalah terkait
pelaksanaan renovasinya tersebut. Yang dimana pembangunan tersebut dilakukan
pada saat aktif perkuliahan dan bersamaan dengan event yang diadakan organisasi
internal kampus”.
“Salah satu event terdekat dari Himahisya itu
sendiri adalah ‘HAFARA’ dimana yang insyaallah dilaksanakan bulan November. Dan
dengan adanya pembangunan beberapa
gedung tersebut sangat mempengaruhi acara kami, karena ada beberapa acara yang
kami laksanakan di gedung-gedung tersebut (yang akan direnovasi). Jadi efek
dari pembangunan tersebut ada beberapa konsep yang harus dirubah karena
pemindahan tempat”tambahnya.
Aljanata Firdaus selaku Ketua Umum Himaesya
2019 juga mengemukakan pendapatnya. “Menurut kami sebagai ormawa tentunya
sangat merugikan, karena memang info ini sangat mendadak dan membuat semua
ormawa kebingungan. Karena mau ditaruh dimana acara kami nantinya. Jadi kami
juga bingung gitu dengan keputusan pihak Universitas tanpa adanya sosialisai
dahulu pada seluruh mahasiswa UTM dengan memberitahukan bahwa akan adanya
renovasi beberapa gedung. Kami juga bingung solusinya, mau dibawa ke gedung
mana acaranya nanti. Karena yang tersisa tinggal gedung Pertemuan dan gedung
Rektorat lantai 10. Sedangkan gedung umum yang memang biasanya kami gunakan dan
kapasitasnya sangat ideal akan direnovasi”.
“Untuk Himaesya sendiri event yang tedekat
yaitu ‘PESTA’ yang merupakan Pekan Ekonomi syariah, dimana dalam sepekan itu
adalah rangkaian kegiatan kami yang biasanya menggunakan gedung Cakra. Jadi
dengan perenovasian tersebut, menggangu dari konsep dan planning yang sudah
kita susun sebelumnya. Sehingga kita harus merubah ulang planning konsep nya”
tambahnya.
Polemik perenovasian beberapa gedung di UTM
memang menyita perhatian dari mahasiswa UTM sendiri. Karena akan banyak acara
atau event besar dalam bulan September-Desember, dimana beberapa gedung yang
biasanya dipakai akan direnovasi. Dan gedung yang tersisa dan juga biasanya
dipakai untuk event besar yaitu Gedung Pertemuan dan Gedung Rektorat lantai 10.
(Rinda & Fitri)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda