Fakultas Keislaman UTM Bekali Asatidz-Asatidzah PP. Raudlatul Muta’allimin Al-Aziziyah 2 dengan Ilmu Investasi Keuangan Cerdas
AkhbarUTM - Suasana cerah pagi hari di Pondok Pesantren Raudlatul Muta’allimin Al-Aziziyah 2, Desa Sebaneh, Kecamatan Bancaran, Kabupaten Bangkalan, menjadi saksi terlaksananya kegiatan pengabdian masyarakat (Abdimas) oleh Fakultas Keislaman Universitas Trunojoyo Madura. Acara ini menghadirkan kolaborasi apik antara para dosen, Ketua Lembaga Amil Zakat (LAZ) Sidogiri, para asatidz dan asatidzah, serta pengurus kamar pondok pesantren. Kegiatan yang bertujuan untuk membekali peserta dengan pengetahuan pengelolaan keuangan syariah ini, sejak awal, sudah menumbuhkan antusiasme besar di kalangan peserta. Namun, di balik keberhasilan tersebut, terselip sebuah kisah menarik yang nyaris menggagalkan seluruh rencana Abdimas ini.
Persiapan Abdimas awalnya difokuskan di Yayasan Pendidikan dan Sosial Kholqi (YAKHOLQI), Jaddih, Socah, Bangkalan. Namun, miskomunikasi antara tim Abdimas dengan pihak pengasuh yayasan, yang juga Ketua LAZ Sidogiri, KH Ghofir, menyebabkan kebingungan mengenai waktu pelaksanaan. Dalam undangan resmi, tertulis bahwa kegiatan berlangsung pada Minggu, 14 November 2024, padahal seharusnya Kamis 14 Novenber 2024. Namun, ketua LAZ Sidogiri dan masyarakat setempat lebih terfokus pada hari Minggu, tanpa menyadari kesalahan tanggal. Ketika tim Abdimas tiba di lokasi, suasana sepi, hanya anak-anak TK dan PAUD yang sedang bersekolah. Situasi tersebut memaksa panitia untuk memikirkan alternatif cepat agar kegiatan tetap berjalan sesuai tujuan.
Dengan sigap, tim Abdimas berkoordinasi ulang dengan ketua LAZ Sidogiri, beliau menawarkan alternatif pelaksanaan di Pondok Pesantren Raudlatul Muta’allimin Al-Aziziyah 2. Tim abdimas setuju dengan tawaran Ketua LAZ Sidogiri, beliau akhirnya menghubungi pengasuh Pesantren Raudlatul Muta’allimin Al-Aziziyah 2, dan alhamdulillah pengasuh menyambut gembira dan siap menyediakan tempat serta peserta dari para asatidz dan pengurus pondok. Akhirnya, Meskipun perubahan ini mendadak, dukungan dari pengasuh dan pengurus pondok sangat membantu kelancaran acara. Pengasuh pondok, KH Sholahuddin, memberikan izin penuh dan bahkan turut menyambut rombongan tim Abdimas. “Kesalahan komunikasi ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Yang terpenting adalah niat baik dari kegiatan ini tidak hilang,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Waktu berjalan dengan cepat, acara abdimas pun segera dimulai. Acara dipimpin oleh MC dari Tim Abdimas, Bapak Nasrullah, S.E.I., M.E. setelah pembukaan dengan surat Al-Fatihah, acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, sambutan pertama mewakili pimpinan Fakultas Keislaman yang disampaiakn oleh Bapak Muttaqin Choiri, S.H.I., M.H.I. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya pengelolaan keuangan bagi para asatidz dan asatidzah. Ia menggarisbawahi pentingnya investasi sebagai solusi menghindari pola konsumtif. “Ilmu yang akan disampaikan hari ini tidak hanya bermanfaat secara teoritis, tetapi dapat langsung dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Mari jadikan kesempatan ini sebagai momentum untuk berubah ke arah yang lebih baik,” ujar Bapak Muttaqin dengan penuh keyakinan. Sambutan ini mendapat tanggapan positif dari para peserta, yang menunjukkan antusiasme mereka untuk belajar lebih dalam.
Sambutan kedua disampaiakn oleh Ketua LAZ Sidogiri, KH Ghofir, dalam sambutannya, beliau turut memberikan pandangan terkait peran lembaga zakat dalam mendukung perekonomian umat. Ia menjelaskan bagaimana zakat yang dikelola dengan baik mampu memberikan dampak langsung pada mustahik, termasuk guru ngaji dan mahasiswa. “Dana zakat tidak hanya untuk konsumsi jangka pendek, tetapi juga harus diarahkan untuk membangun kapasitas penerima zakat agar lebih mandiri,” katanya. Pernyataan ini menjadi pengantar yang relevan untuk materi pengelolaan keuangan syariah, yang menjadi tema utama kegiatan Abdimas kali ini. Doa penutup acara pembukaan dibawakan oleh Pengasuh Pesantren Raudlatul Muta’allimin Al-Aziziyah 2, yaitu KH. Ubadirurrahman Abdul Latief.
Setelah sesi pembukaan, acara dilanjutkan dengan materi utama yang disampaikan oleh Bapak Budi Susetyo, S.E.I., M.E. dengan Bapak Ahmad Makhtum, S.E.I., M.E.I sebagai moderator. Dalam prolognya, Bapak Ahmad Makhtum menekankan pentingnya kebiasaan mencatat pemasukan dan pengeluaran sebagai langkah awal dalam pengelolaan keuangan. "Tanpa pencatatan yang baik, mustahil kita dapat mengontrol keuangan kita," tegasnya. Pernyataan ini membuka wawasan peserta, yang mayoritas mengaku belum terbiasa melakukan pencatatan secara disiplin. Materi ini menjadi dasar untuk memahami strategi pengelolaan aset yang lebih kompleks.
Bapak Budi Susetyo dalam materinya memaparkan berbagai strategi investasi berbasis syariah yang sesuai dengan kebutuhan peserta. Mulai dari produk reksadana syariah, sukuk, hingga saham syariah, ia menjelaskan manfaat dan risikonya dengan bahasa yang sederhana namun mendalam. Tak lupa, ia juga mengajarkan cara memulai investasi dengan modal kecil melalui aplikasi ponsel. “Teknologi sudah memudahkan kita untuk berinvestasi. Yang diperlukan hanyalah niat dan pemahaman yang benar,” katanya. Peserta terlihat antusias, banyak yang mulai mencatat poin-poin penting untuk dipraktikkan.
Para asatidz dan asatidzah yang hadir mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi sehari-hari. Salah satu peserta, Ustazah Laila, menyatakan bahwa ilmu ini memberikan perspektif baru dalam memanfaatkan gaji yang selama ini hanya digunakan untuk kebutuhan konsumtif. “Sekarang saya tahu bahwa investasi itu penting, bahkan untuk kita yang penghasilannya tidak besar,” ujarnya. Respon positif seperti ini menunjukkan bahwa Abdimas tidak hanya sekadar acara seremonial, tetapi benar-benar berdampak pada kehidupan peserta.
Namun, tidak semua peserta langsung memahami konsep investasi yang diajarkan. Beberapa di antaranya mengaku masih bingung dengan istilah-istilah teknis, seperti reksadana atau sukuk. Menanggapi hal ini, tim Abdimas berkomitmen untuk menyediakan sesi konsultasi lanjutan secara daring. “Kami ingin memastikan bahwa ilmu yang kami sampaikan benar-benar dipahami dan diaplikasikan,” ujar Ahmad Makhtum. Pendekatan ini menunjukkan bahwa Abdimas tidak hanya berorientasi pada hasil jangka pendek, tetapi juga memberikan dukungan berkelanjutan.
Acara ditutup dengan doa bersama dan pesan dari KH Sholahuddin, yang berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut. “Ilmu yang disampaikan hari ini adalah bagian dari ibadah. Semoga kita semua dapat mengamalkannya demi kebaikan umat,” tuturnya. Di tengah senja yang mulai turun, suasana haru dan semangat menyelimuti seluruh peserta. Abdimas kali ini bukan hanya sekadar kegiatan, tetapi menjadi pengalaman berharga yang memperkuat sinergi antara akademisi dan masyarakat pesantren dalam membangun masa depan yang lebih baik.