Pernyataan yang
disampaikan Wadek III pada (06/08) soal dana DIPA dan anggaran untuk ospek
menimbulkan permasalahan khususnya di lingkungan ormawa dan juga Fakultas. Pada
penyampaian tersebut Wadek III mengatakan bahwa anggaran untuk ospek sebesar
1,5 juta yang dimana uang tersebut masih dibagi tiga kepada BEM dan dua HMP.
Bapak Mohamad Ali Hisyam, S.Ag., M.Ag.Phd selaku Wadek II bidang keuangan
menanggapi dan menjelaskan lebih lanjut atas pernyataan Wadek III tentang anggaran
untuk ospek. “Kegiatan PKK Maba yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini tak
luput dari perhatian pimpinan. Di saat yang sulit, program harus tetap
berlangsung. Mau tidak mau harus memutar akal mencari solusi. Di lingkup FKIS,
kami berinisatif memberikan talangan dari sebagian biaya operasional ormaba.
Karena keterbatasan, tentu Fakultas tidak sanggup untuk meng-cover hingga 100 persen. Akhirnya kami
memutuskan untuk menalangi sebagian saja. Di IFO kami sepakat memberikan 1,5
juta ditambah tanggungan fee untuk seorang pemateri eksternal, total menjadi
2,5 juta. Jadi tidak benar jika dana 1,5 itu harus dibagi ke BEM serta dua HMP.
Kami tidak pernah memberikan statement
dan informasi tersebut,” ujar Bapak Mohamad Ali Hisyam, S.Ag., M.Ag.Phd selaku
Wadek II.
Pernyataan tersebut
kemudian dibenarkan oleh Ali Widad selaku Gubernur FKIS. “Untuk anggaran yang
saya terima itu 2,5 juta. 1 juta itu untuk pemateri dan 1,5 juta itu untuk
kebutuhan diluar pemateri atau kebutuhan yang lain,” jelasnya,
Selanjutnya Bapak Dr. Abdur Rohman, S.Ag., M.EI selaku Wadek III
menjelaskan bahwa sedikit ada salah paham. “Sedikit salah paham, karena saya
baru buka informasi dari Pak Ali Hisyam itu setelah saya diwawancara,” tutur Bapak
Dr. Abdur Rohman, S.Ag., M.EI selaku Wadek III.
Bapak Mohamad Ali Hisyam,
S.Ag., M.Ag.Phd selaku Wadek II bidang keuangan juga sedikit menjelaskan ada
faktor yang membuat uang DIPA 2021 belum cair, walaupun ini sebenarnya
kewenangan pihak rektorat bukan kewenangan beliau.
“Hal yang bisa saya
informasikan bahwa kondisi anggaran di UTM saat ini masih stagnan. Anggaran
DIPA UTM tahun 2021 ini belum bisa dicairkan. Ini berlaku untuk semua Fakultas
dan unit. Tidak terkecuali. Kenapa ini terjadi ? Ada sejumlah faktor namun
bukan domain saya untuk menjelaskannya. Itu wilayah kewenangan pihak rektorat. Intinya,
banyak aspek yang saling berkaitan dibalik peresmian dan pencairan anggaran
institusi. Satu aspek saja ada yang belum
clear akan dapat menghambat seluruh aspek yang lain. Fenomena ini pernah
terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Apalagi kondisi pandemi saat ini pastinya
turut berpengaruh pada kebijakan dan efisiensi penganggaran bukan hanya di UTM
namun di seluruh kampus dan semua sektor di Negara ini. Krisis ini bahkan
bersifat mondial di seluruh Dunia. UTM mau tak mau harus beradaptasi dengan
kondisi serba baru diberbagai sisi,” ujar Bapak Mohamad Ali Hisyam, S.Ag.,
M.Ag.Phd.
Selain anggaran untuk
ospek Fakultas, Wadek II juga menjelaskan anggaran untuk ospek prodi. “Untuk
kegiatan ormaba prodi juga tetap akan diupayakan untuk dicarikan solusi. Kami
sedang mencari formulasi jalan keluar bersama pihak prodi agar ada keputusan
bersama yang maslahah dan bisa melegakan semua pihak. Jadi mari tetap
bersemangat dan saling bahu-membahu di tengah kondisi muram ini dengan
kebersamaan, keprihatinan dan kesadaran yang sama,” tambahnya.
Label: Berita Terbaru, Fakultas